AWAL DARI PERBAIKAN ?

Dengan menyebut nama ALLAH yang maha pengasih lagi maha penyayang

2.20.2008


chapter 3

JAWABAN SANG ALAM

Dengan berjalannya waktu, manusia menemukan cara mengolah apa yang telah disediakan alam termasuk batu bara, minyak bumi dan gas bumi. Arkeologi menunjukkan bahwa para tentara pendudukan romawi di Inggris telah membakar batu bara pada abad kedua dan ketiga masehi. Dengan adanya penemuan mesin uap pada awal Revolusi Industri membuat pembakaran batu bara melonjak. Minyak bumi sendiri kali pertama diproduksi sebagai komoditas di Titusville, Pennsylvania, Amerika Serikat pada tahun 1859 oleh Edwin L. Drake. Dalam waktu singkat, menjadikannya kalori yang menggerakkan peradaban. Belakangan gas bumi disedot pula sebagai sumber energi.

Hanya dalam kurun waktu kurang dari 150 tahun menurut Jeremy Leggett, dalam bukunya, Half Gone (2006), 920 milyar barel minyak bumi ludes di pompa dari perut bumi dan tinggal tersisa 780 milyar barel. Sisa ini cukup untuk membuat atmosfer bumi bertambah buruk dengan penumpukan residu CO2 dari proses pembakaran batu bara yang merupakan sumber paling kotor dan juga pembakaran gas bumi.

Jauh dari itu, sebuah ironi menyakitkan, hutan-hutan dengan keajaiban dedaunannya yang seharusnya berguna sebagai gudang penyimpanan CO2, alih-alih demikian, hutan justru termasuk salah satu penyumbang emisi terbesar yang asalnya dari pembakaran hutan dan sangat disayangkan lagi hal itu tidak diimbangi denga reboisasi tapi justru praktek illegal logging semakin digembor-gemborkan padahal penebangan hutan sendiri merupakan pelepasan kembali unsur karbon yang terdapat pada tumbuhan, yang jika dalam skala besar (kurang lebih 10-20 juta hektar) setara dengan 1/3 emisi karbon yang dihasilkan oleh bahan bakar fosil.

Kegiatan-kegiatan diatas telah menyumbangkan satu permasalahan terbesar bagi bumi, yaitu penumpukkan CO2 di atmosfer yang nantinya akan menambah daftar pengalaman pahit bagi bumi yaitu pemanasan global. Pemanasan global, penyebab dari berbagai peristiwa aneh terutama yang muncul di abad ke-21, seperti keringnya sumber air abadi di Artik, hilangnya pulau-pulau kecil, terjadinya kekeringan dan banjir bandang dalam waktu yang sama di suatu negara, serta munculnya berbagai penyakit baru.

Sebenarnya semua kejadian tersebut sudah dijelaskan oleh para ilmuwan sejak akhir abad ke-19 bahwa pemanasan global akan mengakibatkan naiknya permukaan air laut, perubahan iklim, mempercepat perkembangan kuman penyakit, tandusnya tanah, meningkatnya kadar asam pada air laut dan masih banyak lagi, yang setiap dari mereka mengancam kelangsungan hidup manusia. Pada akhirnya, pemanasan global ini merupakan jawaban sang alam kepada manusia, dengan segala konsekuensinya.

Tidak ada komentar: